“Anger is natural. It's part of the force. You just have to learn to hang out with it.”
Tori Amos quotes
akhir2 ini ntah knp, ak sering bgt marah2. Dkit2 ngomel. Dikit2 marah. its not gud. I know. but i really cant control it. i know, dr dlu ak jg antagonis n sinis orgny. i'm not proud of it actually. but now, its getting worse. Ak skrg bhkn bs terang2an nunjukin kesal sm org and sometimes it just because a small things that i should just let it. I hate my self rite now. i'm loosing it. i'm loosing my self.
i really need a better anger management. i really need help rite mow i guess. i need to control this anger before it controls me and destroy my life..
i am so pathetic and full of anger. i'm so not proud with it. please help..
my anger management
Case Plasenta Previa
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : NY. G
Umur : 34 tahun
Alamat : Padang
MR : 631219
Seorang pasien wanita umur 34 tahun masuk bangsal kebidanan RSUP M. Djamil Padang tanggal 07 November 2010 jam 03.00 WIB dengan..
Keluhan Utama:
Keluar darah sedikit-sedikit dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
v Keluar darah sedikit-sedikit dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu, warna merah terang, membercaki 1 helai celana dalam, nyeri tidak ada.
v Nyeri pinggang menjalar keari-ari tidak ada.
v Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada.
v Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada
v Tidak haid sejak lebih kurang 8 bulan yang lalu.
v HPHT : lupa, Taksiran Partus : Sukar dinilai.
v Gerak anak dirasakan sejak 4 bulan yang lalu.
v Riwayat hamil muda : mual (-), muntah (-), perdarahan (-).
v Prenatal Care teratur : teratur, bidan > 4x
v Riwayat hamil tu : mual (-), muntah (-), perdarahan (-).
v Riwayat Menstruasi: menarche: 12 tahun, siklus teratur 1 x 28 hari, lamanya 5 hari, banyaknya 2- 3 x ganti duk/hari, nyeri (-).
v Riwayat merokok tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal, penyakit hepar, hipertensi dan penyakit diabetes melitus.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit menular dan penyakit kejiwaan.
Riwayat perkawinan : 2 x tahun 1995, tahun 2008.
Riwayat kehamilan / abortus / persalinan : 4/0/3
1. 1996, perempuan, 2400 gram, cukup bulan, bidan, spontan , hidup.
2. 2001, perempuan, 2700 gram, cukup bulan, bidan, spontan, hidup.
3. 2009, perempuan, 2700 gram, cukup bulan,dokter, spontan, hidup.
4. Sekarang.
Riwayat pemakaian kontrasepsi : Pil KB (2009-2010)
Riwayat Imunisasi : (-)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x / menit
Frekuensi nafas : 23 x / menit
Suhu : 370 C
TB : 155 cm
BB : 55 kg
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5 – 2 cmH2O, Kelenjer tiroid tidak membesar
Dada :
paru : Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler normal, rhonki tdak ada, wheezing tidak ada
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial Linea Mid Clavicularis Sinistra Ruang Inter Costal V
Perkusi : Batas jantung atas : ruang inter costal II
Batas jantung kiri : = iktus
Batas jantung kanan : Linea sternalis dextra
Auskultasi : Bising (-), irama teratur
Perut : Status Obstetri
Genitalia : Status Obstetri
Ekstremitas : edema -/- , reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-
STATUS OBSTETRI
Muka : cloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, tegang, areola dan papila hiperpigmentasi, kolustrum (+)
Abdomen :
Inspeksi : tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm, linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-).
Palpasi :
L I : FUT : teraba ½ pusat – proc. Xiphoideus
Teraba massa besar, lubak, noduler
L II : Tahanan terbesar di kiri.\
Bagian-bagian kecil di kanan
L III : Teraba massa bulat, keras, floating
L IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
TFU : 28cm HIS : (-)
TBA : 2325gr
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal ; BJA : 150 x/menit
Genitalia : Inspeksi U/V tenang
Inspekulo : Vagina : , tumor (-), laserasi (-), lividae (+) fluxus (+) tampak darah warna merah segar menumpuk di fornix posterior
Portio : MP, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, tumor (-), laserasi (-), OUE tertutup, fluxus (+) warna merah segar sedikit merembes dari kanalis servikalis.
Laboratorium :
HB : 11,3 gr%,
Lekosit : 9.300/mm3
Trombosit : 272.000/mm3
Diagnosis :
G4P3A0H3 Gravid preterm 32-34 mgg + HAP ec susp Plasenta Previa
Janin hidup tunggal intra uterin, letak kepala kepala floating.
Sikap:
- Kontrol KU, BJA, perdarahan pervaginam
- Bedrest total
- Cek lab darah rutin
- Sedia darah PMI
- USG
Terapi :
- Antibiotik : amoxicillin 3x1 tab
- Tokolitik : nifedipin 3x1 tab (apabila ada kontraksi)
- Pematangan paru : deksametason 2x12 mg (selama 2 hari)
Rencana :
- Ekspektatif
Hasil USG (07-11-2010)
Janin tunggal, intra uterine, letak lintang, kepala.
Aktifitas gerak janin baik.
Biometri :
DBP : 7,9 mm FL : 6,3 mm HL : 5,6 mm AC : 30,1
TBA : 2000-2100 gram air ketuban : cukup
Plasenta di korpus belakang meluas ke bawah menutupi OUI
Kesan : Gravid 32-33 mgg + Plasenta previa totalis.
Hasil CTG (08-11-2010)
o Baseline = 140-150 dpm
o Variabilitas = 5-10 dpm
o Akselerasi = (+)
o Deselerasi = (-)
o Gerak janin = (+)
o Kontraksi = (-)
Kesan : CTG reaktif
Diagnosis :
G4P3A0H3 gravid preterm 32-34 minggu + HAP e.c plasenta previa totalis
Janin hidup tunggal intrauterin let kep floating
Follow Up
Hasil USG (22-11-2010)
Janin tunggal, intra uterine, letak lintang, kepala.
Aktifitas gerak janin baik.
Biometri :
DBP : 80 mm FL : 65 mm HL : 56 mm AC : 280
TBA : 2000-2100 gram air ketuban : cukup
Plasenta tertanam di korpus belakang meluas ke bawah menutupi OUI
Kesan : Gravid 33-34 mgg + Plasenta previa totalis. Janin hidup.
Hasil CTG (22-11-2010)
o Baseline = 140-150 dpm
o Variabilitas = 5-10 dpm
o Akselerasi = (+)
o Deselerasi = (-)
o Gerak janin = (+)
o Kontraksi = (-)
Kesan : CTG reaktif
Laboratorium : (25-11-2010)
HB : 10,5 gr%,
Lekosit : 9900/mm3
Trombosit : 329.000/mm3
Hematokrit : 31%
Laboratorium : (27-11-2010)
HB : 11,2 gr%,
Lekosit : 9500/mm3
Trombosit : 361.000/mm3
Hematokrit : 34%
Hasil USG (02-12-2010)
Janin tunggal, intra uterine, letak lintang, kepala.
Aktifitas gerak janin baik.
Biometri :
DBP : 82 mm FL : 67 mm HL : 58 mm AC : 294
TBA : 2100-2200 gram air ketuban : cukup
Plasenta tertanam di korpus belakang meluas ke bawah menutupi OUI
Kesan : Gravid 34-35 mgg + Plasenta previa totalis. Janin hidup.
Hasil CTG (02-12-2010)
o Baseline = 140-150 dpm
o Variabilitas = 5-10 dpm
o Akselerasi = (+)
o Deselerasi = (-)
o Gerak janin = (+)
o Kontraksi = (-)
Kesan : CTG reaktif
Laboratorium : (2-12-2010)
HB : 10,6 gr%,
Lekosit : 9200/mm3
Trombosit : 385.000/mm3
Hematokrit : 34%
Hasil CTG (08-12-2010)
o Baseline = 145 dpm
o Variabilitas = 5-15 dpm
o Akselerasi = (+)
o Deselerasi = (-)
o Gerak janin = (+)
o Kontraksi = (-)
Kesan : CTG reaktif
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Laboratorium : (10-12-2010)
HB : 11,3 gr%,
Lekosit : 15.300/mm3
Trombosit : 292.000/mm3
Hematokrit : 36%
Tanggal 9 Desember 2010, jam 07.00 WIB
A/ nyeri pinggang (-), PPV (+) sedikit, gerak anak (+), demam (-)
PF/ Keadaan umum : sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 88 x / menit
Frekuensi nafas : 20 x / menit
Suhu : 370 C
Status Obstetric :
Inspeksi : tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm, linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-).
Palpasi :
L I : FUT : teraba ½ pusat – proc. Xiphoideus
Teraba massa besar, lubak, noduler
L II : Tahanan terbesar di kiri.\
Bagian-bagian kecil di kanan
L III : Teraba massa bulat, keras, floating
L IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
TFU : 28cm HIS : (-)
TBA : 2325gr
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal ; BJA : 150 x/menit
Genitalia : Inspeksi U/V tenang
Diagnosis :
G4P3A0H3 gravid preterm 35-36 minggu + HAP e.c plasenta previa totalis
Janin hidup tunggal intrauterin let kep floating
Sikap:
- Bedrest total
- Kontrol KU, BJA, perdarahan pervaginam
Terapi :
- Antibiotik : amoxicillin 3x1 tab
- Tokolitik : nifedipin 3x1 tab (apabila ada kontraksi)
- Pematangan paru : deksametason 2x12 mg (selama 2 hari)
- Benovit C 3x1
Rencana :
- Ekspektatif
Tanggal 9 Desember 2010, jam 09.00 WIB
A/ nyeri pinggang (-), PPV (+) sedikit, gerak anak (+), demam (-)
PF/ Keadaan umum : sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x / menit
Frekuensi nafas : 21 x / menit
Suhu : 370 C
Status Obstetric :
Inspeksi : tampak membuncit sesuai usia kehamilan preterm, linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-).
Palpasi :
L I : FUT : teraba ½ pusat – proc. Xiphoideus
Teraba massa besar, lubak, noduler
L II : Tahanan terbesar di kiri.\
Bagian-bagian kecil di kanan
L III : Teraba massa bulat, keras, floating
L IV : Tidak dilakukan pemeriksaan
TFU : 28cm HIS : (+) 2-3x/menit/kuat
TBA : 2325gr
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal ; BJA : 150 x/menit
Genitalia : Inspeksi U/V tenang
Diagnosis :
G4P3A0H3 gravid preterm 35-36 minggu + HAP e.c plasenta previa totalis + kontraksi
Janin hidup tunggal intrauterin let kep floating
Sikap :
- Kontrol KU, VS, PPV
- Siapkan SC
- Konsul anestesi
- Siapkan darah
- Lapor OK
Rencana :
SC Cyto
10.15 WIB
Lahir seorang bayi perempuan secara spontan dengan :
· BB : 2670 gram
· PB : 47 cm
· A/S : 7/8
Plasenta lahir lengkap dengan tarikan ringan pada tali pusat. Berat ±450 gram, ukuran 16x16x7,5 cm, panjang : 47 cm. Perdarahan selama tindakan ± 250 cc.
Diagnosa :
P4A0H4 post SCTPP + TP ai. Plasenta previa totalis + partus prematurus imminens
Anak dan ibu dalam perawatan
Sikap :
- Awasi pasca tindakan
- Kontrol ku, vs, ppv
- Tidur terlentang dengan 1 bantal 12 jam post op
- IVFD RL : D5 = 3:1
- Ceftriaxon vial 1 g (2x1)
- Pronalges supp bila nyeri
- Bila HB <>
- Bila BU (+) pasien boleh minum
Tanggal 10 desember 2011 (09.00 wib)
A/ : Demam (-) BAK : Dengan kateter terpasang (1000cc), warna kuning jernih
PPV (+) BAB : (-)
Flatus (+)
PF/ :
Kesadaran : CMC Nadi : 89 x/ menit
KU : Sedang Nafas : 21 x/ menit
TD : 120/80 mmHg Suhu : 370 C
Kulit : Sawo matang
Mata : Konjungtiva tak anemis, Sklera tak ikterik
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Thorak : Cor dan Pulmo dalam batas Normal
Abdomen
I : tampak sedikit membuncit, luka operasi
tertutup verban
Pa : TFU : 1 jari di bawah pusat, kontraksi baik,
NT (-), NL (-)
Pe : timpani
A : BU (+) N
Genitalia : U/V tenang
Ekstremitas : Edema -/- , Reflek Fisiologis +/+, reflek patologis -/-
Diagnosa :
P4A0H4 post SCTPP + TP ai. Plasenta previa totalis + partus prematurus imminens
Anak dan ibu dalam perawatan
Sikap : kontrol KU, VS, PPV
mobilisasi bertahap
Terapi : Ceftriaxon 2 x 1gr
Pronalges supp 1 x 2
Ciprofloxacin 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Benovit C 3x1
Laktafit 3x1
DISKUSI
Dibahas suatu kasus multigravida, 34 tahun, kehamilan 32-34 minggu dengan plasenta previa. Pasien masuk dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu pada waktu pasien sedang istirahat, membercaki 1 celana dalam, warna merah terang, tanpa rasa nyeri. Darah keluar spontan tanpa ada faktor pendahulu seperti riwayat trauma, berurut-urut pada dukun beranak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu masih dalam keadaan baik, janin hidup letak kepala, floating. Dinding abdomen ibu lemas dan tidak ada kontraksi pada uterus. Pada pemeriksaan inspekulo tidak ditemukan kelainan pada vagina atau laserasi pada portio.
Semua hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana gambaran klasik plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri, tanpa faktor pencetus, dinding abdomen lemas dan bagian terbawah anak masih tinggi.
Perdarahan pervaginam lainnya tanpa rasa nyeri sudah dapat disingkirkan dengan cara dilakukannya pemeriksaan dengan inspekulo (vasa previa dan laserasi jalan lahir) dan solusio plasenta (rasa nyeri tidak ada, dinding abdomen lemas, tidak ada riwayat berurut)
Pasien dilakukan perawatan secara ekspetatif. Pasien dirawat di kamar rawat dengan tirah baring, persiapan darah di PMI, diberikan deksamethasone 6 mg tiap 12 jam selama 4 kali pemberian untuk pematangan paru dan diberikan antibiotika profilaks.
Perawatan secara ekspetatif pada pasien ini dilakukan karena:
1. Keadaan ibu yang masih stabil (vital sign dalam batas normal) dan perdarahan yang terjadi tidak banyak. (Hb. 11,3 gr%)
2. Belum ada tanda inpartu.
3. Janin hidup, BJA teratur dengan usia kehamilan yang masih jauh dari aterm (dengan taksiran berat janin 2325 gram).
Kemudian dilakukan pemeriksaan USG dan didapatkan hasil :
Janin tunggal, intra uterine, letak lintang, kepala.
Aktifitas gerak janin baik.
Biometri :
DBP : 7,9 mm FL : 6,3 mm HL : 5,6 mm AC : 30,1
TBA : 2000-2100 gram air ketuban : cukup
Plasenta di korpus belakang meluas ke bawah menutupi OUI
Kesan : Gravid 32-33 mgg + Plasenta previa totalis.
Diagnosis plasenta previa dengan ultrasonografi merupakan cara terpilih. Cara ini mudah, tepat dan aman buat ibu dan janin. Ketepatan mencapai 98% ditangan ahlinya.
Pada pemeriksaan cardiotokografi ditemukan tidak adanya kontraksi. Untuk itu pemakaian tokolitik disini belum perlu.
Perawatan ekspektatif pada pasien ini dapat dihentikan dan dilakukan terminasi persalinan jika ditemukan indikasi janin dan indikasi ibu. Jika dilakukan terminasi, cara terminasi kehamilan perlu mempertimbangkan :
· Jenis plasenta previa
· Banyak sedikitnya perdarahan
· Keadaan umum ibu
· Keadaan janin : hidup, gawat janin, meninggal
· Pembukaan serviks
· Paritas atau jumlah anak hidup
· Fasilitas penolong dan rumah sakit.
PLASENTA PREVIA
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letak abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.
Klasifikasi
- Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
- Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
- Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
- Plasenta letak rendah apabila letaknya abnormal pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta kira-kira 2-3 cm diatas pinggir pembukaan.
Frekuensi
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Dirumah sakit cipto mangunkusumo antara 1971-1975 terjadi kira-kira 37 kasus plasenta previa.
Etiologi
Mengapa plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat mengakibatkan plasenta previa, tidaklah selalu benar karena tidaktidak nyata dengan jelas plasenta previa didapati pada paritas tinggi. Apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar, plasenta yang letaknya normal akan memperluas permukaannya sehingga mendekati atau menutupi pembukaan jalan lahir.
Gambaran Klinik
Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa alasan tanpa nyeri. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikut biasanya lebih banyak apalagi kalau dilakukan pemeriksaan dalam.
Darah berwarna merah segar, berlainan dengan solusio berwarna kehitam- hitaman. Sumber perdarahan adalah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan karena serabut otot SBR tidak mampu berkontraksi untuk menghentikan darah. Makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan
Turunnya bagian terbawah janin akan terhalang. Pada plasenta previa totalis didapatkan kepala belum masuk pintu atas panggul, pada plasenta previa parsialis didapatkan kepala mengolak kesamping, plasenta previa posterior kepala menonjol diatas simpisis, plasenta previa anterior bagian terbawah janin sukar ditentukan.
Diagnosis
Setiap perdarahan antepartum curigai plasenta previa sampai terbukti bukan plasenta previa. Pada anamnesis didapatkan perdarahan setelah 22 minggu tanpa nyeri, tanpa sebab. Pemeriksaan luar didapatkan bagian terbawah janin belum masuk PAP dan sukar didorong kedalam. Inspekulo dapat melihat asal darah dari OUE.
Penentuan letak plasenta tidak langsung dengan cara radiografi, radioisotop, USG. Penentuan letak plasenta langsung dengan perabaan fornik didapatkan lunak bila antara kepala janin terdapat plasenta, padat bila tidak terdapat plasenta dan pemeriksaan melalui canalis servikalis teraba kotiledon. Apabila kotiledon plasenta teraba segera jari telunjuk dikeluarkan dari kanalis servikalis. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan perdarahan banyak.
Penanganan
Prinsip penaganan adalah setiap ibu perdarahan harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas transfusi dan operasi. Perdarahan yang terjadi pertama sekali jarang sekali menyebabkan kematian, asal sebelumnya tidak diperiksa dalam. Peradarahan berikutnya akan selalu lebih banyak daripada perdarahan sebelumnya.
Apabila dengan penilaian ternyata perdarahan yang telah berlagsung atau yang akan berlangsung tidak akan membahayakan ibu dan anak, kehamilan belum cukup 36 minggu atau taksiran berat janin kurang dari 2500 gram dan persalinan belum mulai dapat dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan.
Penanganan pasif., pada kasus tertentu sangat bermamfaat untuk mengurangi angka kematian neonatus. Penderita dirawat di RS sejak perdarahan pertama, operasi dan transfusi harus bisa setiap saat. Anemia harus segera diatasi mengingat kemungkinan perdarahan berikutnya. Menilai perdarahan harus didasarkan pada pemeriksaan hemoglobin dan hematorit.
Memilih cara persalinan
Pada umumnya cara persalinan yang terbaik tergantung dari derajat plasenta previa, paritas dan banyaknya perdarahan. Beberapa hal lain yang harus diperhatikan ialah apakah pernah diperiksa dalam, atau sudah mengalami infeksi.
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio sesarea tanpa menghiraukan faktor-faktor lainnya. Plasenta previa parsialis pada primigravida sangat cenderung untuk seksio sesarea. Perdarahan banyak apalagi berulang juga harus di seksio sesarea.
Persalinan pervaginam dipertimbangkan pada multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis, plasenta previa parsialis dengan pembukaan >5 setalah dipecahkan ketuban. Bila tidak mengurangi perdarahan maka harus di seksio sesarea. Hindari persalinan lama dan sulit karena dapat bahaya bagi ibu dan janin
Tujuan pemecahan ketuban pada persalinan pervagainam:
• Bagian terbawah janin akan menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah
• Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti renggangan SBR sehingga pelepasan plasenta dari segmen bawah rahim lebih lanjut dapat dihindarkan
Bila pemecahan selaput ketuban belum menghentikan perdarahan terdapat 2 cara untuk menekan plasenta:
• 1. pemasangan cunam willett
• 2. Versi Braxton Hicks
Kedua cara ini sudah ditinggalkan dalam dunia kebidanan mutakhir karena seksio sesarea lebih aman.
Seksio Sesaria
Dirumah sakit yang lengkap seksio sesaria merupakan cara terpilih. Nesbitt (1962) melaporkan 65% plasenta previa diselesaikan dengan seksio sesarea. Gawat janin atau kematian janin tidak boleh menjadi halangan untuk dilakukan seksio sesarea demi keselamatan ibu. Akan tetapi gawat ibu mungkin terpaksa menunda seksio sesarea sampai keadaannya dapat diperbaiki apabila fasilitas memungkinkan. Apabila fasilitas tidak memungkinkan jangan ragu-ragu untuk melakukan seksio sesarea jika itu satu-satunya tindakan terbaik.
Walaupun diakui bahwa seksio sesaria trasperitonealis profunda merupakan jenis operasi yang terbaik akan tetapi hendaknya jangan ragu-ragu untuk melakukan seksio sesaria korporalis apabila ternyata plasenta pada dinding depan uterus, untuk menghindarkan sayatan pada plasenta dan menghindarakan sayatan pada segmen bawah uterus yang biasanya rapuh dan dengan pembuluh darah besar besar dengan demikian menghindarkan perdarahan post partum.